Mengundi, atau memberi suara dalam pemilu, bukan sekadar proses teknis demokrasi. Ia merupakan ungkapan kolektif dari harapan dan aspirasi masyarakat terhadap masa depan. Di tengah ketidakpastian politik, ekonomi, dan sosial, rakyat seringkali dihadapkan pada pilihan yang tidak hanya menyangkut kebijakan praktis, tetapi juga arah dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan. Dalam konteks inilah, mengundi dengan busur harapan menjadi simbol dari perjalanan politik yang lebih besar—mengarahkan suara rakyat untuk mewujudkan visi yang membawa perubahan, keadilan, dan kemakmuran.
Jabar Asih adalah gerakan politik yang lahir dari kebutuhan untuk mengisi kekosongan politik harapan di Jawa Barat. Sebagai entitas politik, Jabar Asih menawarkan platform yang menempatkan aspirasi masyarakat pada posisi sentral. Dalam perjalanan ini, harapan menjadi elemen penting. Seperti yang dikatakan oleh Ernst Bloch dalam The Principle of Hope, “Harapan bukanlah pengharapan kosong, tetapi tindakan sadar yang menggerakkan kita menuju masa depan yang lebih baik”. Politik harapan yang diusung Jabar Asih tidak hanya bersifat retoris, tetapi mengakar pada keinginan untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui kebijakan yang responsif, partisipatif, dan adil. Harapan ini bukan hanya milik elit politik, melainkan diartikulasikan melalui suara dan partisipasi rakyat, khususnya generasi muda, yang memiliki semangat untuk berinovasi dan berkontribusi bagi pembangunan Jawa Barat.
BACA JUGA :https:https://msodikin.id/sintesis-jabar-asih-dan-koalisi-harapan-baru-dalam-pilkada-serentak-2024-politik-harapan-dan-kesejahteraan/
Dalam pengertian ini, mengundi dengan busur harapan adalah sebuah metafora yang relevan. Busur, sebagai alat, melambangkan kekuatan politik untuk mengarahkan masa depan sesuai dengan arah yang diinginkan oleh masyarakat. Proses pemungutan suara diibaratkan seperti menarik busur, di mana setiap suara yang diberikan akan menentukan laju dan arah panah yang akan melesat. Visi Jabar Asih, yang bertumpu pada prinsip keadilan sosial, kesejahteraan, dan inklusivitas, menjadi tujuan yang jelas bagi panah kemenangan.
Koalisi Harapan Baru dibangun di atas fondasi yang sama, yakni menempatkan harapan sebagai pilar utama dalam visi politiknya. Dalam konteks politik Indonesia yang cenderung pragmatis, Koalisi Harapan Baru ingin mengajak rakyat untuk tidak sekadar menjadi penonton dalam proses demokrasi, tetapi aktor aktif yang turut menentukan arah kebijakan. Dengan mengusung nilai-nilai demokrasi partisipatif, koalisi ini memadukan cita-cita demokrasi dengan nilai religius yang kuat.Seperti yang pernah dikemukakan oleh John Dewey, demokrasi bukan hanya sebuah sistem pemerintahan, melainkan gaya hidup yang menuntut keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap aspek pengambilan keputusan. Dalam semangat ini, Koalisi Harapan Baru berupaya untuk menciptakan ruang bagi dialog, deliberasi, dan kerja sama antara berbagai elemen masyarakat. Proses pemungutan suara menjadi sarana penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut.Dalam konteks politik modern, seringkali masyarakat terjebak dalam pilihan-pilihan yang terbatas, sehingga harapan akan perubahan seolah redup. Namun, melalui platform Koalisi Harapan Baru, diharapkan masyarakat dapat kembali menemukan harapan tersebut, seperti seorang pemanah yang menemukan kembali kepercayaan diri untuk mengarahkan panah ke sasarannya.
BACA JUGA: https://msodikin.id/mengundi-dengan-busur-harapanuntuk-jabar-asih-dan-koalisi-harapan-baru/
Busur harapan bukan hanya sekadar alat politik, melainkan simbol dari perjuangan panjang untuk keadilan sosial. Dalam pemikiran Nurcholish Madjid, harapan adalah sesuatu yang menggerakkan manusia untuk terus berjuang, bahkan dalam situasi yang tampak mustahil. Harapan ini kemudian diwujudkan dalam kebijakan yang berpihak pada kaum marginal, yang seringkali diabaikan dalam arus politik utama. Jabar Asih dan Koalisi Harapan Baru menawarkan harapan ini melalui program-program yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan sosial, mempromosikan inklusi ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat.Harapan ini bukan sekadar impian kosong, tetapi ditopang oleh strategi yang jelas dan komitmen kuat dari para pemimpin dan anggotanya. Dengan menggunakan busur harapan, Jabar Asih dan Koalisi Harapan Baru bertekad untuk membawa perubahan nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Mengundi untuk Masa DepanPada akhirnya, mengundi dengan busur harapan adalah tentang memilih masa depan yang lebih baik, yang ditentukan oleh visi, nilai, dan aspirasi bersama. Baik Jabar Asih maupun Koalisi Harapan Baru, keduanya menawarkan platform yang didasari oleh politik harapan, yang bertujuan untuk membangun masa depan yang lebih adil, sejahtera, dan inklusif.Dalam semangat ini, setiap suara yang diberikan dalam pemilu menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju masyarakat yang lebih baik, di mana setiap warga negara memiliki peran dalam menentukan nasibnya. Dengan mengarahkan busur harapan pada tujuan yang jelas, Jabar Asih dan Koalisi Harapan Baru berkomitmen untuk melesatkan panah perubahan menuju keadilan dan kemakmuran bagi semua.