Sukabumi – Pentingnya Partisipasi Kaum Muda dalam Memperkuat Demokrasi dan Mencegah Perpecahan Sosial. Dalam beberapa dekade terakhir, polarisasi politik telah menjadi salah satu isu yang paling menantang bagi stabilitas sosial dan demokrasi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Polarisasi yang mengakar menyebabkan berkurangnya kepercayaan publik terhadap institusi demokratis dan menghambat dialog lintas ideologi, yang mengancam kesatuan bangsa. Generasi muda, dengan energi dan idealismenya, memiliki peran yang sangat universal dalam memperkuat demokrasi dan mengatasi ancaman disrupsi. Penting untuk memahami bahwa kaum muda tidak hanya simbol masa depan, tetapi juga agen perubahan masa kini. Oleh karena itu, peran kawan-kawan dalam memerangi polarisasi politik harus dipahami dalam kerangka teoritis yang mencakup demokrasi dan partisipasi politik.
Foto Ahmad Syaikhu saat melakukan kegiatan kampanye.
a. Polarisasi dan Dampaknya
Polarisasi politik didefinisikan sebagai proses sosial di mana masyarakat terpecah menjadi dua kutub yang sangat berbeda dalam pandangan politik, yang pada gilirannya menghambat diskusi yang sehat dan konstruktif.Polarisasi politik, seperti yang dikemukakan oleh Cass Sunstein dalam Why Societies Need Dissent (2003), menjelaskan bahwa polarisasi cenderung terjadi ketika kelompok individu yang berpikiran sama berkumpul, memperkuat keyakinan mereka dan semakin memperlebar jarak dengan kelompok lain. Media sosial, dengan algoritma yang dirancang untuk memperkuat keterlibatan pengguna, sering memperburuk fenomena ini, khususnya di kalangan generasi muda yang merupakan pengguna aktif teknologi.
Dalam konteks Jawa Barat, pilkada kali ini akan ada kerentanan yang menjadi pemicu utama polarisasi politik. Narasi yang mengandung sentimen identitas semakin memperuncing perpecahan sosial, menyebabkan generasi muda terjebak dalam ruang gema yang sempit. Padahal, partisipasi politik mengemukakan bahwa keikutsertaan warga negara dalam proses demokrasi adalah elemen penting untuk mencegah terjadinya konflik sosial. Berpijak pada teori partisipasi yang dikemukakan oleh Gabriel Almond dan Sidney Verba dalam The Civic Culture (1963), partisipasi aktif adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa pandangan yang beragam dapat didengar dan dihormati dalam proses politik.Peran penting kaum muda dalam demokrasi, kita perlu merujuk pada konsep demokras. Demokrasi yang sesuai dengan cita-cita Nasional,mengacu pada sistem politik di mana setiap individu memiliki peran langsung dalam pembuatan keputusan kolektif.Kekuasaan harus berasal dari kehendak umum (general will) rakyat, yang terwujud melalui partisipasi aktif dan deliberasi yang egaliter. Di era modern, meskipun demokrasi masih memiliki tantangan ketika diterapkan secara literal, sehingga upaya untuk membuat relevan cita-cita Nasional masih harus terus di gaungkan, terutama dalam konteks partisipasi kaum muda.
Pemuda, sebagai bagian dari kehendak umum, harus terlibat secara aktif dalam proses politik untuk mencegah pengaruh oligarki dan elitisme. Dengan demikian, Sumbangsih kaum muda dapat membantu memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat luas.Maka dari itu Pentingnya pendidikan dan partisipasi dalam memperkuat demokrasi sehingga Masyarakat percaya bahwa demokrasi adalah proses yang terus berkembang, yang menuntut setiap warga negara, termasuk pemuda, untuk terlibat dalam diskusi kritis dan partisipasi yang berkelanjutan.
b. Pemuda sebagai Agen Perubahan dalam Demokrasi
Kaum muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang positif, Pertama, generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap gagasan baru dan inovatif, yang membuat mereka mampu menciptakan ruang dialog yang inklusif. Kedua, mereka memiliki akses luas ke teknologi digital, yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi yang akurat dan memperkuat literasi politik. Dengan memanfaatkan teknologi, mereka dapat mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan memfasilitasi diskusi yang sehat antar berbagai kelompok.
Pemuda dapat memainkan peran penting dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan. Pemikiran tentang seni membebaskan dan mempengaruhi memberikan wawasan tentang bagaimana kaum muda dapat melawan dominasi narasi politik yang memecah belah.Perubahan sosial dapat terjadi ketika individu dan kelompok, termasuk pemuda, mengambil peran dalam membentuk kesadaran kolektif yang kritis terhadap status quo. Dengan demikian, keterlibatan pemuda dalam politik dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam menciptakan kesadaran yang inklusif dan menolak narasi yang memperkuat polarisasi.
c. Strategi Kaum Muda untuk Mengatasi Polarisasi
Pemuda perlu mengadopsi berbagai strategi yang efektif,Salah satu strategi kunci adalah membangun komunitas dialogis yang didasarkan pada prinsip demokrasi deliberatif. Demokrasi yang menggarisbawahi pentingnya dialog rasional di mana semua pihak dapat menyampaikan pandangan mereka secara terbuka dan saling mendengarkan. Forum-forum diskusi yang melibatkan kaum muda dari latar belakang yang berbeda dapat menjadi sarana penting untuk mengurangi ketegangan politik.
Selain itu, pendidikan politik dan literasi media juga sangat diperlukan. Mengingat tingginya tingkat penyebaran informasi yang sering Simpang siur di media sosial, kaum muda harus diperlengkapi dengan keterampilan kritis untuk mengevaluasi informasi. Program literasi media dapat membantu mereka mengidentifikasi berita palsu dan memahami bias media, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam konteks politik secara menyeluruh juga akan membekali mereka dengan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip demokrasi, hak dan kewajiban warga negara, serta pentingnya dialog yang sehat.
Keterlibatan dalam politik praktis adalah strategi lain yang dapat membantu pemuda melawan polarisasi. Partisipasi dalam organisasi pemuda, gerakan sosial, atau partai politik memberikan mereka platform untuk menyuarakan aspirasi mereka dan berkontribusi pada pembentukan kebijakan publik. Dengan terlibat dalam politik, kaum muda dapat menantang narasi-narasi eksklusif dan memperjuangkan inklusivitas serta keadilan sosial.Menghadapi tantangan polarisasi politik yang semakin kompleks, peran pemuda menjadi sangat krusial. Melalui partisipasi aktif dan pemanfaatan teknologi secara positif, kaum muda dapat memperkuat demokrasi dan menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan sosial.Demokrasi memberikan landasan bahwa keterlibatan warga negara, terutama kaum muda, adalah kunci dalam menjaga stabilitas sosial dan politik.Karena demokrasi bukanlah tujuan yang statis, tetapi proses yang terus berkembang, yang membutuhkan partisipasi aktif dari setiap individu.
Foto Ahmad Syaikhu bersama Muda-mudi Jabar ASIH